Warunginformasi.co.id
Sisa makan seringkali menjadi limbah yang dapat mencemari lingkungan, meskipun beberapa jenis sampah dapat diuraikan dengan mudah akan tetapi apabila tidak dikelola dengan baik sampah akan menjadi sumber penyakit bagi manusia.
Namun, beberapa masyarakat dari provinsi sumatera selatan khususnya Komreng menemukan alternatif dalam pengelolaan sampah hingga menjadi sebuah produk yang menjanjikan pada liding sektor Bisnis UMKM.
Yakni hewan yang bernama latin Hermetia Illucensa atau lebih dikenal dengan nama MAGGOT.
Maggot atau sebagian orang menyebut nya belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly yang biasa di singkat dengan sebutan BSF.
Didik (47) adalah salah satu masyarakat asal desa Makar Titama Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komreng Ulu (OKU) yang telah sukses dalam pengembangan potensi dan pengelolaan MAGGOT secara lokal hingga menjadikan Maggot sebagai salah satu opsi dalam dunia pengembangan bisnis lokal.
Dikatakannya, hewan jenis ini akan sangat bermanfaat apabila dipelihara dengan baik, bahkan tidak sedikit manfaatkan maggot dapat dijasikan sebagai sumber penghasilan.
*Didik - Pembisnis Maggot Asal OKU. |
Menurut Didi, dalam proses pemeliharaan maggot sendiri bisa dikatakan cukup mudah serta untuk mendapatkan pakan cukup menggunakan sisa-sisa makanan atau sampah yang mudah terurai, hingga membuat maggot menjadi objek yang sangat berpotensi dalam pengembangan bisnis untuk mendapatkan pundi-pundi kehidupan.
Sebagai seorang pencetus budidaya maggot Asal Kabupaten Ogan Komren Ulu, Didi mengungkapkan, awalnya budidaya maggot dilakukan karena keprihatinan melihat banyaknya sampah organik yang belum terolah. Akibatnya, sampah yang membusuk itu justru membuat lingkungan kotor, bau, dan menyebabkan penyakit.
Kemudian, dia mulai mengamati karakter lalat BSF, yang ternyata hanya hidup di lingkungan sekitar.
“Untuk mendapatkan bibit atau indukan dari BSF juga sangat mudah, bisa menggunakan ayam, ikan, bebek sebagai media pengembangan BSF itu sendiri dan telurnya itu kuningnya dua. Maggot juga dapat digunakan sebagai alternatif yang memiliki nilai saing yang tinggi pada sektor peternakan.
Sebagai contoh, dengan perbandingan harga yang jauh dibawah harga pakan pada umumnya serta nutrisi yang terdapat pada maggot sendiri dapat menjadikan ikan lele cepat besar, ikan hias berwarna lebih cerah. Dan ini bisa menghemat pakan ternak hingga 50 persen. Bahkan jika untuk pupuk, daun tanaman bisa lebih bagus,” bebernya.
Diceritakan, bisnis yang di gaunginya hingga saat ini sudah berhasil mengelola maggot menjadi beberapa produk yang dapat bersaing di pangsa pasar bahkan hinggai pasar nasional yang saat ini sedang iya upayakan menjadi lebih baik lagi.
Melalui pelatihan yang diadakan PT. Pertamina Hulu Rokan, Didi dan kawan-kawan sudah memproduksi maggot menjadi pupuk, camilan dan berhasil mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah.