*Foto Sekolah SMPN 5 Kota Lubuklinggau / Dok : Warunginformasi (14/1) |
LUBUKLINGGAU | Warunginformasi.co.id
Sebanyak kurang lebih 50 guru dan staf Tata Usaha (TU) SMP Negeri 5 Lubuklinggau, memprotes kinerja dan kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek), SMP Negeri 5 Lubuklinggau, Nurainun,
Berdasarkan surat terbuka yang di tanda tangani oleh para guru dan staf TU, mereka meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau, agar kiranya hal ini dapat segera diselesaikan karena, mereka merasa sudah tidak nyaman lagi dalam menjalankan tugasnya di bawah kepemimpinan Kepsek Nurainun.
Di dalam surat juga di jelaskan hal-hal yang menjadi alasan dan penyebab para guru dan staf TU merasa tidak nyaman, di antaranya, Kepsek Nurainun sering meninggalkan sekolah dengan alasan rapat di dinas, tidak pernah mengontrol kegiatan belajar mengajar saat para guru sedang berada di kelas, dalam bertindak selalu merasa benar tidak pernah mau mendengarkan saran, usulan dan pendapat dari para guru.
Banyaknya honor yang tidak di bayarkan seperti, honor supervisi belajar mengajar yang tidak di bayarkan, honor PKG (Penilaian Kinerja Guru) yang tidak di bayarkan sehingga guru mengusulkan penilaian angka kredit harus membayar untuk mendapatkan nilai PKG, honor pembina perpustakaan tidak di bayarkan, honor pembina kesenian tidak di bayarkan, honor pembina laboratorium tidak di bayarkan dan honor lainnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 5, Nurainun, saat diwawancarai di halaman sekolah, Sabtu (14/1/2023), menjelaskan bahwa ini semua hanya miss komunikasi dan kemarin tanggal (12/1) kita juga sudah rapat internal sekolah dan sekarang sudah selesai.
"Kemarin kan memang ada wali kelas, 4 bulan kan baru cair, lah sudah kami rapatkan sudah di selesaikan", ucapnya.
Disampaikan, ini kan masalah nya baru, baru kemarin jadi saya memang belum ada panggilan ataupun di hubungi dari pihak Disdikbud, karena kami juga kan langsung rapat internal tidak ada orang luar ataupun pihak dinas pendidikan.
Dirinya juga mengatakan, bahwa gaji mereka itu sudah di bayarkan sebelumnya tapi mungkin mereka tidak mengerti dan mungkin asal tanda tangan saja dengan kebersamaan.
"Itulah, mereka itu kan neken-neken saja, mereka itu kan tidak ngerti", kata Nurainun.
Dikatakan, saya juga sudah bertanya dan kata mereka hanya kebersamaan, dan sampai saat ini juga kan masih proses satu-persatu, karena tidak bisa kalau mau langsung, jadi tetap berproses. (Iqbal)